CERPEN (Tema: Pemuda Islami dan Nasionalisme)
Pemuda Islam pejuang Kemerdekaan
By : Aditya Wahyu
Susanto (@aditya_wahyu_susanto47)
Di pagi hari yang cerah ini tepat pada
tanggal 15 Agustus 2022 aku dan sahabatku pergi berjalan - jalan keliling desa
bersama, aku dan sahabatku melangkahkan kakiku di atas rumput yang hijau dan
asri di tengah lapangan. Suasana hujan tadi malam masih sangat terasa sejuk.
Namaku Muhammad Ibrahim Rasyid, biasa
dipanggil Ibrahim anak kedua dari tiga bersaudara, putra dari keluarga Rasyid,
Ayahku telah lama meinggal sejak aku masih duduk di kelas satu SMP, aku
dibesarkan oleh keluarga yang sederhana dan taat pada agama dan aturannya, dan
aku mempunyai satu sahabat yang bernama Daniel.
Di pagi hari yang cerah, aku mengawali
hariku dengan beraktivitas lari pagi di lapangan desa bersama Daniel. Setelah
aku dan sahabatku selesai berolahraga di lapangan desa, tiba - tiba Pak RT
menghampiriku, Pak RT meminta bantuanku untuk menjadi ketua panitia lomba tujuh
belasan di desaku, dan juga Pak RT meminta bantuan kepada sahabatku untuk
menjadi sekretarisku. Aku dan Daniel menerima tawaran Pak RT untuk
berpartisipasi dalam memeriahkan acara tujuh belasan di desa.
Pada keesokkan harinya tepat pada tanggal
16 Agustus, aku dan Daniel rapat bersama Pak RT untuk meminta semua warga
membantu memasang bendera di depan rumah masing - masing, mengecat jalan
kampung, dan mempersiapkan berbagai alat serta bahan untuk lomba tujuh belasan
besok. Tiba - tiba aku mempunyai sebuah ide, kalau setelah acara halalbihalal selesai
akan diadakan doa bersama sejenak untuk mendoakan dan mengenang jasa para
pahlawan Indonesia yang telah gugur.
Lalu,
aku, Daniel, dan Pak RT berbicara enam mata untuk mempertanyakan pendapatku itu.
“ Daniel,
Pak RT, saya mempunyai sebuah ide. Bagaimana jika besok setelah acara
halalbihalal selesai kita adakan doa bersama untuk mengenang jasa para pahlawan
kita yang telah gugur?” ucap Ibrahim.
“ Oh
iya, itu ide yang sangat bagus saya
sangat setuju Ibrahim, bagaimana denganmu Daniel ?.” tanya Pak RT.
“ Iya
Pak, saya juga sangat setuju dengan ide Ibrahim, nanti akan saya urus.” ucap Daniel
sembari mencatat ide dari Ibrahim di bukunya.
“Baiklah
kalau begitu nanti akan Bapak umumkan kepada warga bahwa setelah acara
halalbihalal selesai akan diadakan doa bersama untuk mengenang jasa para
pahlawan yang telah gugur.” Ucap Pak RT.
“Baik
Pak RT, Daniel, terima kasih untuk bantuan dan perhatiannya.” jawab si Ibrahim sembari
membereskan barang barangnya setelah mereka bergegas pergi ke lapangan.
Matahari
mulai terik, waktu menandakan tepat pukul jam dua belas, aku meminta warga
untuk meninggalkan pekerjaan sejenak untuk melaksanakan salat Zuhur berjamaah
di musala. Setelah salat Zuhur, tidak lupa aku meminta para remaja kampungku
untuk meminta tolong membersihkan musala, dan tadarus bersama untuk persiapan
mendoakan jasa para pahlawan Indonesia yang telah gugur. Setelah tadarus
selesai, aku dan Daniel membantu para warga untuk mengecat jalan dan meminta
ibu - ibu warga kampungku untuk mempersiapkan hidangan yang akan dibuat untuk
acara halalbihalal dan doa bersama tersebut. Tidak lupa aku meminta karang
taruna kampungku untuk menyiapkan doorprize pemenang lomba saat
halalbihalal besok.
Matahari mulai tenggelam, hari sudah
senja, waktupun menandakan tepat pukul lima sore, Alhamdulillahnya semua
persiapan untuk acara tujuh belasan dan doa bersama besok telah selesai. Tidak
lupa, aku, Daniel, dan Pak RT mengucapkan terima kasih pada semua warga
kampungku karena telah membantu segala hal untuk mempersiapkan acara untuk
besok. Setelah itu kita pulang ke rumah masing- masing untuk membersihkan diri,
lalu salat Magrib berjamaah di musala. Setelah salat Magrib, kita jamaah tidak
lupa untuk melakukan tadarus bersama. Waktu salat Isya telah tiba, kami langsung
melakukan salat Isya berjamah. Setelah itu, kita beristirahat di masjid untuk
melepas letih sejenak.
Hari telah berganti, tepat pada tanggal 17
Agustus kami panitia acara tujuh belasan menginjakkan kaki di lapangan untuk mengadakan
doa bersama meminta kepada Allah SWT agar acara hari ini dapat berjalan dengan
lancar tanpa halangan apapun. Tidak lama kemudian, para warga melakukan jalan
sehat, setelah itu istirahat sejenak lalu memulai lomba tujuh belasan tersebut.
Aku, Daniel, dan karang taruna kampungku mengadakan berbagai lomba di antaranya
lomba balap karung, makan kerupuk, estafet air, dan berbagai lomba lainnya. Matahari
mulai terbenam, menandakan bahwa lomba telah selesai. Para warga langsung
bergegas pergi ke rumah masing - masing untuk membersihkan diri dan bersiap -
siap untuk salat Magrib dan salat Isya berjamaah di musala. Setelah salat isya
berjamaah kami para warga bergegas ke lapangan kampung untuk memulai halalbihalal
dan doa bersama.
Waktu menandakan tepat pada pukul sepuluh
malam. Acara halalbihalal dan doa bersama untuk mengenang jasa para pahlawan
sudah selesai. Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar. tidak bosan –
bosannya, aku, Daniel, dan Pak RT berterima kasih dan bersyukur kepada Allah
SWT karena telah memperlancar acara tersebut. Aku, Daniel, dan Pak RT tidak lupa
untuk mengucapkan terima kasih kepada warga kampungku karena telah membantu
untuk mempersiapkan dan memeriahkan acara lomba tujuh belasan, halalbihalal,
dan doa bersama untuk memeringati Hari Kemerdekaan Indonesia serta mengenang jasa
para pahlawan yang telah gugur, sehingga bisa berjalan dengan lancar.
Komentar
Posting Komentar