CERPEN RAMADHAN 1445 H
Karena
Bukber....
Penulis
: Qorina Hanura Salsabila X-8
Editor
: Tenaya Farrel Opy Suwarno XI-A2
Di SMA Imam Huda tepatnya
dikelas X Bahasa 1, para murid dengan santainya menikmati jamkos sebelum pulang
sekolah. Dikarenakan para guru yang sedang melaksanakan rapat bersama di ruang
guru. Kelas itu dikenal solid, namun sebenarnya mereka adalah murid dengan rasa
ego yang tinggi dan beberapa muridnya yang tidak mau kalah satu sama lain.
Tiba-tiba Nathan–si ketua kelas memanggil
teman sekelasnya. Teman-temannya kini menujukan tatapan mereka ke ketua kelas
yang berdiri meminta atensi.
“Teman-teman, minggu ini
kita buka bersama di Cafe Penyetan ya!”
“Loh loh loh, kok
mendadak banget sih Nathan!? Kan gak ada
pemberitahuan dari kemarin?” keluh Eva dan kedua teman yang sedang duduk
bersamanya.
Kedua temannya mengangguk
setuju dan sedikit orang yang mengangguk kecil karena ragu-ragu mengungkapkan
pendapat mereka.
“Salahmu tidak update
berita kelas! Ini tempatnya sudah ditentuin, tinggal nentuin harinya. Kalian
pilih hari Sabtu atau Minggu?” balas Devan agak ketus, lalu memandangi teman
temannya yang terdiam.
Tidak ada satu pun yang menjawab pertanyaan
Devan tadi, mereka saling melirik satu sama lain dan tidak ada yang ingin
menyuarakan pendapatnya.
“Heh, kalian ini pada mau
ikut gak sih?! Ini udah dipikirin loh sama kita. Gak bakalan ada yang kedua
kalinya kayak gini! Cepetan pilih!!’ sarkas Zidan yang membuat nyali sekelas
pada ciut.
Zahra mengangkat
tangannya dan Zidan mempersilahkannya berbicara, “Zidan, untuk tempat kayaknya
kurang oke deh? Terlalu mahal makanannya disana....”
“Bener, udah gitu
tempatnya jauh. Emang ada yang ngebolehin sejauh itu?” tanya Naira menanyakan
yang lainnya.
Beberapa ada yang
mengangguk kecil, namun kebanyakan mereka tidak ada yang mengomentari jawaban
Naira karna takut disalahkan.
Fanny yang notabenenya juga circle-nya
Zidan, Nathan, dan Devan mencoba menengahi mereka yang berseteru.
“Teman-teman ini bulan
Ramadhan. Amarahnya tolong dikontrol, ya. Lagian tempatnya juga bagus loh, makanannya juga worth
it, pemandangannya juga bagus. Mahal dikit juga gak papa.”
“Kalau gitu, bagaimana
kalau pinjem uang kas dulu saja?? Biar semua pada ikut.”
Eva menggerbak meja
dengan emosinya lalu menuding-nuding wajah Fanny penuh amarah.
“Gak, aku gak terima
kalau harus pakai uang kas! Lagian kalian gak tau uang kasnya berapa kan? Dan
juga kalian gak pernah bayar kas ya!! Aku gak terima–“
“Eva, udah-udah.... Gak
usah dibahas,” ucap Naira menenangkan temannya yang sudah terlanjur emosi.
Zahra menghela nafas lelah dan melerai kedua
pihak yang berseteru dari tadi.
“Teman-teman, seperti
yang sudah diterangkan dalam Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 159, ‘Bersikap
lemah lembut’,”
“Ini bulan Ramadhan,
tidak baik kita saling menyulut emosi satu sama lain! Dan juga di bulan
Ramadhan ini buka bersama hannyalah sunnah.”
Circle
Nathan terdiam menahan emosi, benar juga yang dikatakan Zahra. Eva mendengus
sebal lalu duduk kembali di kursinya.
“Gini aja deh, yang tetep
ikut dan mau ikut silakan saja. Ini tidak diwajibkan. Lagian toh, yang gak ikut
juga gak rugi apa pun bukan?”
Kedua kubu terdiam dan
memikirkan jawaban yang diusulkan Zahra. Mereka mengangguk setuju dan
membubarkan diri mereka sendiri dari musyawarah tersebut.
Kita tidak boleh
memaksakan jawaban orang lain sesuai kehendak kita. Dan juga saat
bermusyawarah, sepatutnya menggunakan tutur kata yang sopan serta lembut. Kita
dilarang marah-marah di Bulan Ramadhan, apalagi berkata dengan nada yang tinggi.
Komentar
Posting Komentar